Senin, 30 Desember 2013

Laporan Praktikum Analisis Lansekap

I.                   PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Geomorfologi adalah mempelajari bentuklahan (landform), proses-proses yangmenyebabkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap bentuk lahan yang dijumpai di permukaan bumi termasuk yang terdapat di dasar laut/samudera. Geografi fisik mempelajari bentang lahan (landscape), yaitu bagian ruang dari permukaan bumi yang dibentuk oleh adanya interaksi dan interdependensi bentuk lahan.
            Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscape (Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Bentuk lahan atau Indform adalah bentukan alam dipermukaan bumi khususnya didaratan yang terjadi karena proses pembentukan tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu.
Bidang Ilmu Tanah sangat berkepentingan dengan sumber daya lahan, karena “tanah” merupakan kaian utamanya dan komponen inti dari sumberdaya tersebut. Salah satu kepentingan dalam menilai (evaluate) potensinya adalah aspek morfologi, morfogenesis, dan makromorfologi. Ketiga aspek tersebut merupakan bagian dari kajian Geomorfologi. Penilaian potensi lahan pada suatu wilayah (daerah) biasanya didekati dengan suatu “satuan lahan”. Satuan ini umumnya dicirikan oleh gabungan dari iklim, relief, tanah, air dan tumbuh-tumbuhan. Biasanya pada suatu satuan lahan terdiri ndri komponen yang hamper sama, karena bahan dan proses yang berlangsung sekelas. Oleh karena itu, batas penggambarannya (delination) harus mengacu pada bentuk lahan.
Dalam praktikum kali ini, akan dilaksanakan dengan metode Peta topografi, citra penginderaan jauh, survei lapangan , Menentukan bentuk wilayah dari peta topografi, Menentukan bentuk wilayah dari citra penginderaan jauh dan field trip atau dilapangan.
Kita ketahui bentang lahan dan bentuk lahan sebagai suatu permukann bumi yang didalamnya terkandung berbagai aspek yang dimaksudkan diatas, maka jelaslah bentang lahan dan bentuk lahan dapat dikatagorikan  sebagai sumber daya landscape yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia dengan menganalisis bentang lahan tersebut berdasarkan geomorfiknya.
           
B.     TUJUAN
Adapun tujuan dalam praktikum lapang kali ini :
1.      Mengetahui dan mengenal bentang lahan (landscape)
2.      Mampu membuat delineasi lanform pada peta dan citra
3.      Menganalisis morfometri, morfografi, morfogenesis, dan morfokronologi Landform : Volkan, Aluvial, Tektonik dan Struktural (Patahan dan Lipatan), Fluvio-Marine, Karst, dan Marine.










II.                TINJAUAN PUSTAKA
Kajian utama geomorfoloogi untuk analisis lansekap dan morfologi (bentuk-bentuk lahan) yang terdiri dari morfografi (uraian dari bentuk lahan) dan morfometri (ukuran bentuk lahan) dan morfogenesis (proses pembentukan bentuk lahan), Morfoarangemen (tata ruang alamiah bentuk lahan).Aspek tersebut juga digunakan dalam mengkaji ilmu-ilmu tanah, khususnya pada kajian Pedologi, Klasifikasi Tanah, Survey dan Penilaian Lahan. Perlu diketahui bahwa analisis lansekap sering digunakan untuk manganalisis bentang lahan baik dianalisis dari sebuah peta maupun citra ataupun secara lapang
Kajian morfometri umunya menentukan kemiringan bentuk lahan, bentuk wilayah, kelas lereng, dan tinggi tempat, sedangakan kajian morfografi umumnya menentukan Grup bentuk lahan, batuan induk, dan sifat atau pemerian bentuk lahan. Kajian morfogenesis menentukan proses yang sedang dan sudah terjadi. Kedua proses ini terdiri dari proses pasif, aktif dan dinamis. Kajian morfokronologi umumnya menentukan umur, torehan, dan polal drainase suatu bentuk lahan.
Geografi fisik mempelajari bentang lahan (landscape), yaitu bagian ruang dari permukaan bumi yang dibentuk oleh adanya interaksi dan interdependensi bentuk lahan. Perhatian utama geografi fisik adalah lapisan hidup (life layer) dari lingkungan fisik, yaitu zona tipis dari daratan dan lautan yang di dalamnya terdapat sebagian besar fenomena kehidupan (Sutikno,1990).
Berdasarkan uraian tentang pengertian geografi fisik seperti di atas,maka dapat disebutkan bahwa geomorfologi merupakan unsur geografi fisik dengan penekanan nya pada bentuk lahan beserta karakteristiknya. Oleh karena itu geomorfologi memiliki keterkaitan yang erat.Dalam studi geomorfologi dapat memberikan informasi yang berharga bagi geografi fisik. Miller (1961) dalam verstappen (1983 :30) mengungkapkan peranan geomorfologi adalah sebagai berikut:

a.Geomorfologi elementer, yang memanfaatkan bentuk lahan untuk identifikasi batuan kerucut gunung api dan lain sebagainya
b.geomorfologi suplemen: memanfaatkan kejadian atau gejala geomorfologi untuk memecahkan masalah geologi misalnya erosi selektif untuk mengetahui jenis batuan dan struktur.
c.Geomorfologi komplementer: memanfaatkan gejala geomorfologi untuk melacak fenomena geologi yang tidak jelas seperti penyimpangan arah aliransungai untuk melacak sesar.
d.Geomorfologi independen: menerapkan geomorfologi untuk studi geologi pada daerah yang miskin singkapan , dengan kajian geomorfologi yang mendalam dapat
memberikan informasi yang bermanfaat.
Faktor geomorfologi yang terdiri atas bentuk lahan, proses, material penyusun, dan lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola pembagian tanah dari suatu daerah dan tingkat perkembangan tanah. Factor pembentuk tanah seperti batuan induk,iklim, relief, vegetasi, waktu, dan organisme sebagian merupakan aspek geomorfologi.satuan bentuk lahan yang menjadi sasaran utama dalam geomorfologi banyak digunakan untuk satuan pemetaan tanah. Jadi ada hubungan logis antara bentuk lahan dengan satuan peta tanah (sutikno,(1990:10)
Pada aspek fisik geomorfologi dapat memberikan informasi melalui kajian dengan pendekatan geomorfologi. Pendekatan geomorfologi digunakan dalam melakakukan analisis dan klasifikasi medan (terrain analysis and classification) dengan beberapa parameter seperti yang dikemukakan oleh Zuidam, et al (1978 : 9 – 22), dimana pada intinya dalam analisis dan klasifikasi medan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Relief/morfologi meliputi bagian lereng, ketinggian, kemiringan lereng, panjang lereng, bentuk lereng, bentuk lembah, dan aspek relief yang lain.
2.      Proses geomorfologi meliputi erosi dan tipe erosi, kecepatan dan daerah yang terpengaruh; banjir yang meliputi tipe, frekuensi, durasi, kedalaman, dan daerah yang terpengaruh; gerakan massa yang meliputi tipe, kecepatan, daerah yang terpengaruh.
3.      Tipe material batuan meliputi batuan induk, material permukaan, kedalaman pelapukan.
4.      Vegetasi dan penggunaan lahan meliputi tipe vegetasi, kepadatan, tipe penggunaan lahan, periode, durasi, dan konservasi.
5.      Air tanah mencakup kelembaban permukaan, kedalaman air tanah, fluktuasi air tanah, dan kualitas air tanah.
6.      Tanah mencakup kedalaman, kandungan humus, tekstur, drainase, dan daerah berbatu.
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di atas, maka geomorfologi memegang peranan yang cukup penting, sebab hasil analisis dan klasifikasinya medan ataupun lahan dapat dimanfatkan untuk berbagai kepentingan. Seperti dalam bidang keteknikan, ekonomi, hidrologi dan lain sebagainya. Berbagai bentuklahan yang ada di permukaan bumi, merupakan bagian kajian dari geomorfologi terutama dan terutama tentang sifat alami, asal mula, proses perkembangan, dan komposisi material penyusunnya.
Kaitannya dengan hal tersebut Thornbury (1954) dalam Sutikno (1987: 12) menyatakan bahwa ada lima kelompok terapan geomorfologi, yaitu:
1.      Terapan geomorfologi dalam hidrologi, yang membahas hidrologi di daerah karst dan air tanah daerah glasial. Masalah hidrologi di daerah karst dapat diketahui dengan baik apabila geomorfologinya diketahui secara mendalam.Air tanah di daerah glasial tergatung pada tipe endapannya, dan tipe endapan ini dapat lebih mudah didekati dengan geomorfologi.
2.      Terapan geomorfologi dalam geologi ekonomi, yaitu membahas pendekatan geomorfologi untuk menentukan tubuh bijih, jebakan residu, mineral epigenetik, dan endapan bijih.
3.      Terapan geomorfologi dalam keteknikan, aspek keteknikan yang dibahas meliputi jalan raya, penentuan pasir, dan kerakal, pemilihan situs bendungan dan geologi militer. Terapan geomorfologi dalam keteknikan ini semua aspek geomorfologi dipertimbangkan
4.      Terapan geomorfologi dalam ekplorasi minyak, banyak unsur-unsur minyak di AS yang ditentukan dengan pendekatan geomorfologi terutama bentuklahan termasuk topografi, untuk mengenal struktur geologi dalam penentuan terdapatnya kandungan minyak.
5.      Terapan geomorfologi dalam bidang lain, yaitu menyangkut pemetaan tanah, kajian pantai, dan erosi.
Istilah bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Ada beberapa penulis yang memberikan pengertian tentang bentanglahan berikut ini.
(i) Bentang lahan merupakan gabungan dari bentuk lahan (landform). Bentuklahan merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau sebuah lembah sungai. Kombinasi dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentanglahan, seperti daerah perbukitan yang bervariasi bentuk dan ukurannya dengan aliran air sungai di selaselanya (Tuttle, 1975).
(ii) Bentang lahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interdependensi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan segala aktivitasnya yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo, 1982).
(iii) Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-atribut lain yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Vink, 1983).
Berdasarkan pengertian bentanglahan tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat 8 unsur penyusun bentanglahan, yaitu: udara, batuan, tanah, air, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia dengan segala aktivitasnya. Kedelapan anasir bentanglahan tersebut merupakan faktor-faktor enentu terbentuknya bentanglahan, yang terdiri atas: faktor eomorfik (G), litologik (L), edafik (E), klimatik (K), hidrologik (H), oseanik O), biotik (B), dan faktor antropogenik (A). Dengan demikian berdasarkan faktor-faktor pembentuknya, bentanglahan (Ls) dapat dirumuskan sebagai:
Ls = ƒ (G, L, E, K, H, 0, B, A)
Keterangan: Ls (bentanglahan) G (geomorfik) L (litologik)
E (edafik) K (klimatik) H (hidrologik)
O (oseanik) B (biotik) A (antropogenik)
Maka bentanglahan mencakup aspek kajian penting, yaitu: bentang alami dengan inti kajian bentuklahan dan bentang budaya dengan inti kajian manusia dengan segala perilakunya terhadap lahan.
Menurut Tuttle (1975), bentang lahan atau landskap merupakan kombinasi atau gabungan dari bentuk lahan. Mengacu pada definisi bentang lahan tersebut, maka dapat dimengerti bahwa unit analisis yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bentang lahan selalu mendasarkan pada kerangka kerja bentuk lahan (landform). Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam skala ruang dan waktu kronologis tertentu. Berdasarkan pengertian ini, faktor-faktor penentu bentuklahan (Lf) dapat dirumuskan sebagai:
Lf = ƒ (T, P, S, M, K)
Keterangan: Lf (bentuklahan) T (topografi)
P (proses alam) S (struktur geologis)
M (material batuan) K (ruang dan waktu kronologis)
Oleh karena untuk menganalisis bentang lahan lebih sesuai dengan berdasarkan pada bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 macam bentuklahan asal proses, seperti diuraikan berikut ini.
(a) Bentuklahan asal proses volkanik (V), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunungapi. Contoh bentuklahan ini antara lain: kerucut gunungapi, medan lava, kawah, dan kaldera.
(b) Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah merupakan contoh-contoh untuk bentuklahan asal struktural.
(c) Bentuklahan asal fluvial (F) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.
(d) Bentuklahan asal proses solusional (S) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batugamping dan dolomite karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.
(e) Bentuklahan asal proses denudasional (D) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi, seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan rusak.
(f) Bentuklahan asal proses eolian (E) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
(g) Bentuklahan asal marine (M) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi kedua proses itu disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio-marine ini antara lain delta dan estuari.
(h) Bentuklahan asal glasial (G) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuk lahan ini antara lain lembah menggantung dan marine.
(i) Bentuklahan asal organik (O) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah pantai mangrove dan terumbu karang.
(j) Bentuklahan asal antropogenik (A) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.
Tuttle (1975), surastopo (1982), dan vink (1983)dalam sunarto (1999:1) menyatakan bahwa lanskap dapat diartikan sebagai:
(a)    suatu gabungan yang dari kenampakan-kenampakan bentuk lahan.
(b)   Sebagai suatu ruang dipermukaan bumi yang terdiri dari sistem-sistem yang dibentuk oleh interaksi dan interdependesiantara bentuk lahan , batuan, tanah, air,udara, tetumbuhan, hewan, tepi pantai,energi dan manusia yang secarakeseluruhan membentuk satu kesatuan.
(c)    Permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya, yang mencakup bentuk lahan, tanah, vegetasi, dan atribut-atribut yang dipengaruhi oleh manusia.
Selain diartikan sebagai bentang lahan, lanskap juga diartikan sebagai pemandangan, yaitu keadaan alam yang menujukan kenampakan indah dan suasana nyaman.Dari pengertian tersebut dapat diketahui, bahwa pemandangan mempunyai empat aspek yang terkandung didalam nya.Yaitu aspek kondisional (keadaan alam), asppeek visual (kenampakan), aspek estetika (keindahan), serta aspek sittusional (suasana nyaman). Diketahui pula bahwa lanskap tersusun atas kompenen-kompenen bentuk lahan, iklim, batuan, tanah, air, flora, fauna, dan budaya yang kesemuanya saling interaksi, interdependensasi, membentuk suatu kesatuan yang kondisi nya dapat dilihat,keindahan nya dapat dinikmati, dan kenyamanan nya dapat dirasakan oleh segenap manusia.
            Bentuk lahan atau Iandform adalah bentukan alam dipermukaan bumi khususnya didaratan yang terjadi karena proses pembentukan tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu pula salamantalya (1995:14), menjelaskan bahwa bentuk lahan merupakan suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami, memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan jalur tertentu yang terjadi dimanapun bentuk lahan tersebut terdapat. Berdasarkan pengertian bentuk lahan tersebut, jelas bahwa bentuk lahan yang berada dipermukaan bumi sangat bervariasi .kondisi bentuk lahan yang bervariasi dapat menampilkan berbagai macam potensi seperti potensi keindahan, potensi energi, dan lain sebagainya.
            Dengan demikian, bentang lahan dan bentuk lahan sebagai suatu permukann bumi yang didalamnya terkandung berbagai aspek yang dimaksudkan diatas, maka jelaslah bentang lahan dan bentuk lahan dapat dikatagorikan  sebagai sumber daya landskap yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia.




Tidak ada komentar:

Copyright © 2009 Gooooo---BLOG !! All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.