BAB I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam pertanian, tanah dapat diartikan
lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat.Tanah berasal dan
hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organic dan organisme
(vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya.Selain itu di
dalam tanah terdapat pula udara dan air.Dan definisi ilmiahnya tanah adalah
kumpulan benda alam I permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horison,
terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan
merupakan media untuk tumbuhnya tanaman.
Ditinjau dari pandangan ilmu yang
mempelajari tanah ada 2 yaitu pedologi dan edaphologi, pedologi adalah Ilmu
yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor
pembentuknya, kalsifikasi tanah, survai tanah, dan cara-cara pengamatan tanah
dilapangan. Edaphologi adalah Ilmu yang mempelajari sifat-sifat tanah dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman serta usaha-usaha yang perlu dilakukan
untuk memperbaiki sifat-sifat tanah bagi pertumbuhan tanaman seperti pemupukan,
pengapuran dan lain-lain.
Morfologi dan klasifikasi tanah adalah
ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah dan faktor-faktor
pembentuknya, klasifikasi tanah, serta penggunaan klasifikasi tanah, serta
penggunaan klasifikasi dalam survai tanah. Dalam praktikum kali ini akan
mengklasifikasi tanah berdasarkan profil tanah yang diamati secara langsung
dilapangan. Profil tanah adalah penampang vertikal dari tanah yang menunjukan
susunan horizon tanah.
Dinamika dan evolusi alam ini terhimpun dalam
definisi bahwa tanah adalah bahan mineral yang tidak padat
(unconsoildated) terletak di permukaan bumi, yang telah dan akan tetap
mengalami perlakuan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan
lingkungan yang meliputi bahan induk, iklim (termasuk kelembaban dan suhu),
organisme (makro dan mikro) dan topografi pada suatu priode waktu tertentu.
Satu ciri pembeda utama
adalah tanah ini secara fisik, kimiawi dan biologis, serta ciri–ciri
lainnya umumnya berbeda di banding bahan induknya, yang variasinya tergantung
pada faktor-faktor pembentuk tanah, jenis- jenis tanah serta horizon–horizon
tanah tersebut.
Secara vertikal tanah berdifferensiasi membentuk
horizon-horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda - beda baik dalam morfologis
seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik kimia, fisik dan biologis
masing-masing. Pada hal ini profil tanah merupakan
irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah
(regolit), yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C. Empat lapisan teratas yang masih
dipengaruhi oleh cuaca disebut solum tanah.
Berdasarkan
uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum lapangan tentang profil tanah untuk lebih meningkatkan pemahaman kita terhadap
tanah sebagai media tumbuh tanaman.
B. TUJUAN
1. Dapat
mengetahui secara langsung dilapang sekaligus mengklasifikasi tanah berdasarkan
sifat-sifat fisik dan morfologi tanah pada profil tanah yang ada.
2. Untuk mengetahui sifat fisik,
biologi, dan kimia pada tanah inceptisol serta faktor–faktor yang
mempengaruhinya. Sifat fisik dan kimia tanah
meliputi Warna, Tekstur, Sturktur, Konsistensi, Ukuran dan Ph tanah.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. PROFIL
TANAH
Tanah
adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.Tanah berasal dari pelapukan batuan
dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi
lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses
yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri dari
lapisan–lapisan atau disebut horizon, yang bisa diamati dengan menggunakan
profil tanah (dasar2ilmutanah.blogspot.com).
Profil
tanah adalah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan
cara menggali lubang dengan ukuran panjang dan lebar tertentu dan kedalaman
tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Dimana
penelitian juga biasa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis tanah
tertentu. Setiap
jenis tanah dan tipe–tipe tanah memiliki ciri khas yang di pandang dari
sifat–sifat fisik, kimia maupun biologinya.Dalam hal ini menyangkut tanah yang
memiliki horizon sebagai akibat berlangsungnya evolusi genetik dalam tanah
(Mulyadi, 2007).
Syarat-syarat penampang tanah antara
lain sebagai berikut:
Lubang
penampang harus besar, suupaya orang dapat mudah duduk atau berdiri di dalamnya
agar pemeriksaan berjalan lancar.
Ukuran
penampang 1,5x1 meter sampai bahan induk dan pemeriksaan disisi lubang
penampang ruang sudah mendapat sinar matahari.
Tanah
bekas galian jangan ditumpuk di atas sisi penampang pemeriksaan.
Penampang pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan, misalnya timbunan
serta jauh dari pemikiman.
Jika
berair, maka air yang berada dlam penampang harus haris dikeluarkan sebelum
pengmamatan.
Lakukan
pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak terlalu pagi atau sore).
B. TANAH INCEPTISOLS
Inseptisol
adalah tanah-tanah yang kecuali dapat memilki epipedon okrik dan horizon albik
seperti yang dimilki tanah entisol juga mempunyai beberapa sifat penciri lain
(misalnya horizon kambik) tetapi belum memenuhi syarat bagi ordo tanah yang
lain (Hardjowigeno, 2007).
Inseptisol
memiliki karakteristik dari kombinasi sifat-sifat yang tersedianya air untuk
tanaman lebih dari 3 bulan berturut-turut dalam musim kemarau, satu atau lebih
horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silikat
amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan
kemampuan menahan kation fraksi lempung ke dalam tanah tidak dapat diukur.
Kisaran kadar C organik dan KTK dalam tanah inseptisol sangat lebar dan
demikian juga kejenuhan basa. Inseptisol dapat terbentuk hampir di semua tempat
kecuali daerah kering mulai dari kutup sampai tropika (Darmawijaya,1990).
Salah satu
penciri terpenting bagi inseptisol adalah ditemukannya horizon kambik pada kedalaman kurang
lebih 100 cm. Apabila horizon kambik tidak ditemukan, tanah dapat
diklasifikasikan juga sebagai inceptisol bila mempunyai horizon klasik,
petroklasik, duripan (Munir, M.1996).
Beberapa
Inseptisol terdapat dalam keseimbangan
dengan lingkungan dan tidak akan matang bila lingkungan tidak berubah. Beberapa
inseptisol yang lain telah dapat diduga arah perkembangannya apakah ke ultisol,
alfisol, atau tanah-tanah yang lain (Hardjowigeno, 2003).
C. FAKTOR
PEMBENTUKANNYA
Faktor–faktor yang mempengaruhi pembentukan
tanah inseptisols salah satunya adalah pengendapan yang berulang – ulang oleh
genangan air. Genanagan air yang tidak mengalir akan menyebabkan
butir–butir halus seperti liat atau debu menjadi dapat diendapkan. Selain itu
pelapukan batuan induk menjadi bahan organik tanah, diikuti oleh proses
pencampuran bahan organik dengan bahan mineral di permukaan tanah juga dapat
menjadi faktor terbentuknya tanah inseptisols pada suatu daerah tertentu (
Hardjowogeno, 2003).
BAB
III
METODOLOGI
A. TEMPAT
DAN WAKTU
Praktikum kali ini dilakukan pada 2
lokasi saat bersamaan Rabu,19 Desember 2012 di 2 lokasi pengamatan yang berbeda. Lokasi pertama bertempat di
kaki gunung slamet desa/kelurahan
karangwangkal kecamatan purwokerto utara kabupaten banyumas pada jam
09.00 – selesai. Lokasi kedua di desa karang cegak kecamatan sumbang kabupaten
banyumas pada jam 11.00-selesai.
B. ALAT
DAN BAHAN
1. Buku munsell
Soil Colour Chart
2. Kompas
bidik/Kompas Bruton
3. Lup
4. Bor Tanah
5. Altimeter
6. Kunometer
7. Pisau lapang
8. Meteran kain
kecil
9. Cangkul
10. Botol semprot
11. Larutan H2O2 3%
12. Larutan HCL 10%
13. Tas
besar dan kecil
14. Botol
film
15. Bambu
pembatas
16. Katong
plastic
17. pH
saku
18. Daftar
isian profil
C. CARA
KERJA
1. Disiapkan
alat yang akan digunakan
2. Gali
profil tanah yang akan diamati
3. Dicari
dan dipisahkan lapisan-lapisan dengan pisau lapang
4. Tandai
dengan bambu pembatas
5. Setelah
ditandai, diukur kedalaman dengan meteran kain kecil dari lapisan yang telah
ditandai
6. Di
ambil sampel tanah dari berbagi lapisan yang ditandai
D. PENGAMATAN
Pengamatan dimulai dengan mengukur
dalamnya profil, diukur dari lapisan atas sampai bawah.Penarikan batas horison
atau lapisan tanah dapt ditentukan dengan melihat pebedaan warna atau
menusuk-nusuk piasu ke dalam tanah dengan tekanan tetap untuk meraskan
perbedaan kekerasannya.Selanjutnya dilakukan penetapan horison-horison dan
penncatatan pada daftar isian profil.
Dalam
pengamatan tebal horison perlu diamati :
1. Keselasan yang dibedakan atas :
a = Abrupt
(nyata) jika tebalnya <2,5 cm
c = Clear
(jelas), batas peralihannya 2,50-6,25 cm
g = Gradual
(berangsur), batas peralihannya 6,25- 12,5 cm
d = Diffuse
(baur), batas peralihannya >12,5 cm
2. Topografi batas horison yang dibedakan atas :
s = smooth
(rata), batasnya lurus teratur
w = wavy
(berombak), berbentuk kantong, lebar > dalam
i = irregular
(tidak teratur), berbentuk kantong, lebar < dalam
b = broken
(terputus), batas horison tidak dapat disambung
setelah
masing-masing horison diketahui batasnya, masing-masing lapisan diamati; warna,
tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman , bentukan istimewa
seperti konkresi, horison penciri, dan sebagainya.
Selain ciri-ciri morfologi profil, perlu
juga dicatat faktor-faktor sekeliling yaitu relief, lereng (posisi, bentuk),
bentuk wilayah, ketinggian tempat, bahan induk, drainase (kelas),
permeabilitas, bentuk erosi, vegetasi, iklim, curah hujan, permukaan air tanah,
usaha tani, keadaan batu, dan sebagainya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. DESKRIPSI
PROFIL
LOKASI 1
Pemeta :
No lapang : 1
Tanggal : 19Desember
2012
|
Seri :
Fase :
|
Tanda stuan
peta tanah :
|
||
Lembaran : -
Peta :
Photo udara :
Propinsi :
Jawa tengah
Kabupaten :
Banyumas
kecamatan : Purwokerto Utara
Desa/kel : Karangwangkal
Ketinggian
tempat : 110 m dapl
|
Fisiografi : Dataran
Bahan Induk :
Vulkan
Formasi
geologi : aluvium Qal
|
|||
RELIEF
Makro : datar
Mikro : datar
|
||||
Cuaca : cerah
Iklim :-
Tipe (kopen) :
Curah hujan
: mm/th
Bulan kering
: bulan
|
LERENG
Tunggal :
lurus ganda : -
Bentuk :
- Panjang : 200 m
Arah :
timur letak : 50o
|
|||
DRAINASE
Permukaan :
baik
Kedalaman air
tanah: 15 m
Permeabilitas
: sedang-cepat
Glei : -
|
||||
Vegetasi :
asli/ bukan asli
Dominan :
semak belukar
Spesialis : lampesan,
bandotan, ilalang, orok-orok, rumpu teki
|
||||
Batuan
Di permukaan :
<5 % dari penampang
Dilapsan ke :
- % dari penampangan
|
||||
EROSI
Jenis erosi :
percik
Tingkatan :
rendah
Usaha
pencegahan : -
|
Penggunaan
tanah :
Lamanya ;
Tanaman utama
|
|||
Kemampuan
wilayah :
Posisi
penampang bagan (gambar) :
![]() ![]()
S
|
Sumber air :
tadah hujan
|
|||
Nomor
lapisan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Dalam lapisan
|
0-9
cm
|
10
- 26 cm
|
27-49
cm
|
50-85
cm
|
>85
cm
|
Simbol Lapisan
|
A
|
A
|
B
|
B
|
B
|
Batas Lapisan
|
Baur
(defuse)
|
Baur
(defuse)
|
Jelas
(clear)
|
Jelas
(clear)
|
Jelas
(clear)
|
Batas Topografi
|
Lembut (smoth)
|
Lembut (smoth)
|
Tak beraturan
(irregular)
|
Lembut (smoth)
|
Tak beraturan
(irregular)
|
Warna tanah
|
7,5
YR 3/4
|
7,5 YR 4/4
|
7,5
YR 3/4
|
7,5 YR 3/4
|
10
YR 4/6
|
Tekstur tanah
|
Clayloam
Lempung berliat
Agak licin dan melekat
|
Sandy
clayloam
Liat berpasir
halus
dan sedikit melekat
|
Clayloam
Lempung berliat
Agak licin dan melekat
|
Clayloam
Lempung berliat
Agak licin dan melekat
|
Sandylum
Pasir berlempung
Rasa kasar dan tidak melekat
|
Struktur tanah
|
Ukuran Halus
Derajat (F)
struktur gumpal remah(Crumb)
|
Ukuran halus
,Derajat (F) struktur gumpal
mebulat (sub angular blocking)
|
Ukuran kasar
(medium), derajat (C), struktur gumpal
bersudut
(angular blocking)
|
Ukuran kasar
(medium), derajat (C), struktur
gumpal bersudut
(angular blocking)
|
Ukuran kasar
(medium), derajat (C), struktur
gumpal bersudut
(angular blocking)
|
Konsistensi
|
Agak lekat, sangat gembur, lunak
|
Agak lekat, gembur
|
Agak lekat, sangat teguh, sangat
keras
|
Lekat, teguh
|
Teguh
|
pH tanah (lapang)
|
5 – 6
(asam)
|
5-6
(asam)
|
5 – 6
(asam)
|
5 – 6
(asam)
|
6
(asam)
|
Epipedon
|
Anthropic
|
Anthropic
|
Anthropic
|
Anthropic
|
Anthropic
|
Horison penciri bawah
|
Cambric
|
Cambric
|
Cambric
|
Cambric
|
Cambric
|
PENGAMATAN
PROFIL TANAH
LOKASI 1
2. DESKRIPSI
PROFIL
LOKASI 2
Pemeta :
No lapang : 2
Tanggal : 19Desember
2012
|
Seri :
Fase :
|
Tanda stuan
peta tanah :
|
|||||
Lembaran : -
Peta :
Photo udara :
Propinsi :
Jawa tengah
Kabupaten:Banyumas
kecamatan : Sumbang
Desa/kel:
Karang cegak/ Gandatapa
Ketinggian
tempat : 550 m dapl
|
Fisiografi : Bukit
Gunung Slamet
Bahan Induk :
Vulkan
Formasi
geologi : volkan Qav
|
||||||
RELIEF
Makro : datar
Mikro : datar
|
|||||||
Cuaca : cerah
Iklim :-
Tipe (kopen) :
Curah hujan
: mm/th
Bulan kering
: bulan
|
LERENG
Tunggal :
lurus ganda : -
Bentuk :
- Panjang : 200 m
Arah :
timur letak : 26%
|
||||||
DRAINASE
Permukaan :
baik
Kedalaman air
tanah: 40 m
Permeabilitas
: sedang-cepat
Glei : -
|
|||||||
Vegetasi :
asli/ bukan asli
Dominan : perkebunan
Spesialis : cabe,
jeruk, bambu, salak, rambutan, kopi,
|
|||||||
Batuan
Di permukaan :
<15 % dari penampang
Dilapsan ke :
- % dari penampangan
|
|||||||
EROSI
Jenis erosi : aliran
Tingkatan : sedang
Usaha pencegahan
: penghijauan
|
Penggunaan
tanah :
Lamanya ;
Tanaman utama
|
||||||
Kemampuan
wilayah :
Posisi
penampang bagan (gambar) :
![]() ![]()
S
|
Sumber air :
tadah hujan
|
||||||
PENGAMATAN
PROFIL
LOKASI
2
Nomor lapisan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Dalam
lapisan
|
0-22 cm
|
23 - 54 cm
|
55-101 cm
|
>101 cm
|
Simbol
Lapisan
|
A
|
A
|
B
|
B
|
Batas
Lapisan
|
Baur
(defuse)
|
Baur
(defuse)
|
Jelas
(clear)
|
Jelas
(clear)
|
Batas
Topografi
|
Lembut (smoth)
|
Lembut (smoth)
|
Lembut (smoth)
|
Lembut (smoth)
|
Warna
tanah
|
10 YR 3/4
(Dark yellowish brown)
|
10 YR 3/4
(Dark yellowish brown)
|
7,5 YR 3/4
(Dark yellowish brown)
|
7,5 YR 3/4
(Dark yellowish
brown)
|
Tekstur
tanah
|
Debu
(silt)
Licin
|
Debu
(silt)
Licin
dan agak melekat
|
Liat berdebu
(siltclay)
Halus dan agak licin
|
Liat berdebu
(siltclay)
Halus, agak licin dan berat
|
Struktur
tanah
|
Ukuran sangat halus
Derajat (<1)
struktur remah(Crumb)
|
Ukuran halus
,Derajat (F) struktur remah(Crumb)
|
Ukuran halus
,Derajat (F) struktur remah(Crumb)
|
Ukuran halus
,Derajat (F) struktur remah(Crumb)
|
Konsistensi
|
Agak lekat, sangat gembur, lunak
|
Agak lekat, gembur
|
Agak lekat, teguh,
|
Lekat, teguh
|
pH
tanah (lapang)
|
5 – 6
(asam)
|
5-6
(asam)
|
5 – 6
(asam)
|
5 – 6
(asam)
|
Epipedon
|
Anthropic
|
Anthropic
|
Anthropic
|
Anthropic
|
Horison
penciri bawah
|
Cambric
|
Cambric
|
Cambric
|
Cambric
|
B. PEMBAHASAN
Profil tanah merupakan irisan vertikal
tanah dari lapisan paling atas hingga bebatuan induk tanah (regolit),yang
biasanya terdiri dari horison-horison O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang
masih dipengaruhi cuaca disebut solum
tanah (Ali,2004).
Meskipun tanah terdiri dari beberapa
horison, namun bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan
atas) yang biasanya mempunyai ketebalan dibawah 30cm, bahkan bagi tanaman
berakar dangkal seperti padi, palawija dan sesayuran yang berperan adalah
kedalaman dibawah 20cm (Ali, 2004).
Sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat
tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat-sifat
morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik dari tanah tersebut
(Hardjowigeno,2010)
a. Warna
Tanah
Warna tanah merupkan
petunjuk untuk beberapa sifat tanah , karena warna tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang terdapat dalam tanh tersebut. Penyebab perbedaan arna
permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna semakin gelap (Hardjowigeno,2010)
Warna tanah merupakan komposit
(campuran) dari warna-warna komponen penyusunnya. Efek komponen-komponen
penyusunya terhadap warna komposit in secar tidak langsung proposional terhadap
total permukaan tanah yang setara dengan luas permukaan spesifik dikali proposi
volume tanah masing-masingnya tanah yang
bermakna koloidal mempunyai dampak terbesar terhadap warna tanah misalnya humus
dan berhidroksida yang secara jelas menentukan warna tanah.
Warna merupakan indikator kondisi iklim
tempat tanah berkembang atau asal bahan induknya, tetapi pada kondisi tertentu
warna sring pula digunakan sebagai indikator kesuburan atau kapasitas
produktivitas lahan .secara umum di katakan bahwa, “ Makin gelap tanah berarti
makin tinggi produktivitasnya, dengan berbagai pengecualian, mempunyai urutan
putih, kuning, kelabu, merah,coklat-kekelabuan, coklat-kekaratan, coklat dan
hitam”. Yang merupakan resultanse dari hal-hal berikut,
1. Kadar
bahan organik yang berwarna gelap makin tinggi makin gelap
2.
Intensitas pelindian unsur-unsur hara pada tanah tersebut makin intensif makin
terang
3. Warna terang mencerminkan dominannya
kuarsa yaitu mineral yang tanpa nilai nutrisional sama sekali, sehingga makin
dominan makin terang dan makin miskin (Ali,2004).
b.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah ialah perbandingan relatif
(dalam persen) fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur tanah penting kita
ketahui, oleh karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan
menentukan sift-sifat fisika, fisika-kimia, dan kimia tanah(Hakim dkk, 1986).
Tekstur tanah menunjukan komposisi
partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi
(%) relatif antara fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm), debu (silt)
berdiameter 0,20-0,002 mm dan liat (clay) < 2 µm. Partikel berukuran diatas
2mm seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak tergolong sebagai fraksi tanah,
tetapi menurut Lal (1979) harus diperhitungkan dalam evaluasi tekstur tanah (Ali, 2004)
c. Struktur
tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil
dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini karena butir-butir pasir, debu
dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik,
oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk,
ukuran, dan kemantapan (ketahanan yang berbeda-beda (Hardjowigeno,2010)
Struktur tanah berfungsi memodifikasi
pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah, karena susunan
antar ped atau agregat tanah akan menghsilkan ruang yang lebih besar ketimbang
susunan antar partikel primer. Oleh karena itu, tanah yang berstruktur akan
mempunyai kondisi drainase dan aerasi yang baik pula, sehingga lebih memudahkan
sistem perakaran tanaman untuk berpenetrasi dan mengabsorpsi (menyerap) hara
dan air sehingga pertumbuhan danproduksi
menjadi lebih baik (Ali, 2004).
d. Konsistensi
Tanah
Apabila struktur merupakan hasil
keragaman gaya-gaya fisik (kimiawi dan biologis) yang bekerja dari dalam tanah,
maka konsistensi merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar
, yang merupakan indikator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya
fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat
kejenuhan airnya. Penurunan kadar air menyebabkan tanah kehilangan sifat
kelekatan (stickness) dan kelenturan, menjadi gembur dan lunak serta menjadi
keras dan kaku pada saat kering (Ali,2004).
Konsistensi tanah adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan keadaan fisik tanah dengan kandungan air yang
berbeda-beda seperti yang diperlihatkan oleh reaksi tanah atas tekanan-tekanan
mekanik.Konsistensi tanah dipandang sebagai kombinasi sifat yang dipengaruhi
oleh kekuatan mengikat antar butiran-butiran tanah (Buckman dan Brady, 1982).
Tanah konsistensi ditetapakan dalam 3 kadar
air
1. Konsistensi
basah (pada kadar air sekitar kapasitas lapang), tidak lekat, agak lekat, lekat, sngat lekat, tidak liat,
agak liat, liat, dan sangat liat
2. Tanah-tanah
lembab; leps-lepas, sangat repui,repui, teguh, sngat teguh, dan luar biasa
teguh.
3. Tanah kering; lepas-lepas, lunak,agak
keras, keras, sangat keras, dan luar biasa keras.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
konsistensi tanah;
1. Tekstur
2. Sifat dan jumlah koloid organik dan
anorganik
3. Struktur
4. Kadar air tanah
Daerah yang diamati profil tanah
yaitu lokasi petama Kelurahan/Desa Karangwangkal Kecamatan/Purwokerto
Utara Kabupaten/ /Kota Banyumas Propinsi
Jawa Tengah dan lokasi kedua Kelurahan/Desa Gandatapa/Karangcegak
kecamatan/Sumbang Kabupaten/Banyumas Propinsi/Jawa Tengah.
Hasil pengamatan dari lokasi
pertama terdapat 5 lapisan. Lapisan pertama pada kedalaman 0-9 cm, lapisan
kedua 10-26 cm,lapisan ketiga 27-49 cm, 50-85 cm, >85 cm. kelima lapisan
memiliki perbedaan fisik, biologi dan kimia. Perbedaan–perbedaan ini dapat
dilihat dari batasan lapisan, topografi, warna, tekstur, stuktur, konsistensi
dan pH tanah.Perbedaan dapat dilihat dari hasil pengamatan profil.
Hasil pengamatan dari lokasi kedua
terdapat 4 lapisan. Lapisan pertama pada kedalaman 0-22 cm, lapisan kedua 23-54
cm, lapisan ketiga 55-101 cm, lapisan keempat >101 cm. keempat lapisan
memiliki perbedaan fisik, biologi dan kimia. Perbedaan–perbedaan ini dapat
dilihat dari batasan lapisan, topografi, warna, tekstur, stuktur, konsistensi
dan pH tanah.Perbedaan dapat dilihat dari hasil pengamatan profil.
Hasil dari pembuatan profil tanah
pada praktikum tanah tersebut dapat dimasukkan kedalam ordo inceptisol, sub
ordo udep, sub group dystrudeis, group typic dystrudept.
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol
merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol.Kata Inceptisol
berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan.Umumnya mempunyai horison
kambik.Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini
cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah
Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus,dll.
I. Inceptisol
, merupakan tanah dengan horison pedogonik yang berubah, atau yang
terkonsentrasi tetapi tanpa akumulasi bahan yang dipindahkan atau yang
terkonsentrasi tetapi tanpa akumulasi
lembab atau lembab 90 hari berturutan selama satu periode bila
temperatur sesuai tubuh tumbuhan.
Penyebaran Ordo dan sub ordo yang terpenting serta
kelompok-kelompok besar :
I1 Andept, lempung amorphous atau abu vulkanik
vitric atau purnice
I1a. Dystrandepts dengan Ochrept
I2 Aquepts- basah musiman
I2a. Cryquepts dengan Ochrent
I2b. Haplaquepts dengan salorthid
I2c. Haplaquepts dengan humaquept
I2d. Haplaquepts dengan Ochraqualf
I2e.
Humaquepts dengan Psamment
I2f. Tropaquepts dengan Hydraquent
I2g. Tropaquepts dengan Plinthsquult
I2h. Tropaquepts dengan Tropaquent
I2j. Tropaquepts dengan Tropudult
I3 Ochrepts- tipis, horison permukaan berwarna
terang dan sedikit bahan organik
I3a. Dystrochrepts dengan Fragiochrept
I3b.
Dystrochrepts dengan Orthok
I3c. Xerochrepts dengan Xeroll
I4 Tropept- hanagt terus menerus atau panas
I4a. Dengan Ustalf
I4b. Dengan Tropudult
I4c. Dengan Ustox
I5 Umbrept- horison permukaan berwarna gelap dengan
persediaan basa sedang sampai rendah
I5a. Dengan Aqualf ( Foth, 1988)
Padanan tanah antara Soil Taxonomy
tahun 1999 (A) dengan berbagai sistem klasifikasi tanah lain, yaitu: FAO Unesco
tahun 1974 (B), Dudal dan Supraptohardjo tahun 1957 (C) dan Thorp and Smith
tahun 1949 (D) adalah sebagai berikut:
A)Inceptisol.
(B)Fluvisols;-;Cambisols;Cambisols;Gleysols;-;Solonchaks.
(C) Alluvials; Regosols; Latosols; Brown Forest
Soils (Calcisols); Humic Gley Soils(Hydrosols);Low Humic Gley Soils
(Hydrosols).
(D) Alluvial Soils; Regosols; Laterit Soils
(Latosols); Brown Forest Soils (Braunerde); Humic-Glei Soils; Solonchak
(Daud,2011)
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan
yang diperoleh dari pengamatan tersebut maka jenis tanah yang telah diamati
termasuk jenis tanah inseptisols dengan melihat karatan yang dikandung oleh
tiga horizon yang telah diamati yakni dengan kadar Al, Mn dan Fe yang cukup.
Sebenarnya tanah inseptisols secara potensial dapat di manfaatkan untuk lahan
pertanian, namun terdapat beberapa permasalahan seperti rendahnya kandungan
bahan organik, fosfor atau kalium yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Maka dengan
alasan tersebut pada umumnya tanah inseptisols akan lebih berpotensi untuk
digunakan sebagai lahan pertanian yaitu seperti pertanian campuran.
B.
SARAN
Setelah
melakukan pengamatan, diperoleh kesimpulan bahwa tanah sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, sehingga pemanfaatannya juga perlu diperhatikan sehingga
kelak dapat bermanfaat dan dapat menunjang kehidupan warga sekitar. Setelah
pengamatan ini diketahui bahwa sebenarnya tanah inseptisols yang kita telah
amati juga memiliki potensi yang tinggi dan alangkah bagusnya jika lahan yang
berjenis tanah inseptisols ini dimanfaatkan dengan baik sehingga dapat bernilai
ekonomis yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, Harry dan Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta
Daud.2011.
lasifikasitanah.http://geografibumi.blogspot.com/2009/10/klasifikasi-tanah.html.diakses
26 Maret 2012
Foth,
Henry. D.1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Gajah
Mada University Press. Yogyakarta
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
Lampung
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta
Buckman dan Brady. 2002. Konsistensi Tanah.Brawijaya
: Surabaya.
Darmawijaya. 1990. Ilmu tanah, Jakarta.
Hanafiah, K.A. 2003.Dasar - dasar Ilmu
Tanah.Rajawali pers, Jakarta.
Madjid, abdul.Dr.Ir.MS.Dasar – dasar Ilmu
Tanah.Dasar2ilmutanah.blogspot.com.
3 oktober 2009.
Mul, M.S. 2007. Analisis Tanah, air dan jaringan
tanaman. Rieneka Cipta , Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar