Rabu, 03 Oktober 2012

Laporan Praktikum Agroklimatologi Acara 5


LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
ACARA5
EVAPORASI








                                                                                                     
Oleh :
Mega Chairunnisa (A0B011007)
Ria Wardani (A0B011009)
Aries Muhammad Syarwanie (A0B011010)
Tyandari Ayu Ratri (A0B011011)
Fauzi Albar Rasyidin (A0B011016)
Shofiyuddin Nugroho (A0B011017)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
D3 ILMU TANAH
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul didalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan bolume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak, cairan akan berubah menjadu uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukkan, mereka saling tukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukkan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu moleul mendapatkan energy yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan, molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan menguap.
Evaporasi (penguapan) terjadi ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup eergi melepaskan ikatan molekul air tersebut kemudian terlepas dan mengambang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer. Hujan turun dari awan, adanya awan belum tentu turunnya hujan. Hujan baru turun bila butir-butir air di awan bersatu menjadi besar dan mempunyai daya berat yang cukup dan suhu dibawah awan haris lebih rendah daru suhu awan itu sendiri, maka butir-butir air yang tealh besar dan berat jatuh sebagai hujan.
Curah hujan yang dinyatakan dalam millimeter (mm) yaitu tinggu lapisan air yang jatuh di atas permukaan tanah, andai kata air tidak meresap kedalam tanah, mengalir atau terjadi penguapan akan mempunyai bolume liter. Curah hujan sering disebut prepitasi. Prepitasi adalah air dalam bentuk cair atau padat yang mengendap ke bumi yang selalu didahului oleh proses kondensasi atau sublimasi atau kombinasi keduanya yang sering dinyatakan dalam (mm). uap air merupakan sub=mber prepitasi seperti hujan dan salju. Jumlah uap air yang terkandung dalam udara merupakan indikatir potensi atmosfer untuk terjadinya prepitasi. Kandungan uap air di atmosfer hanya kurang dari 2% dari total volume di atmosfer. Kadungan uap air dapat bervariasi antara 0% hingga 3% di daerah lintang menengah dan dapat mencapai 4% di daerah tropika basah.
B.     TUJUAN
Tujuan praktikum pada acara V adalah :
1.      Mengetahui penguapan harian pada lahan sawah, tegala, kebun campur, dan kebun rumput selama 3 hari.
2.      Mengetahui penguapan harian yang paling besar dari ketiga penggunaan lahan.

















BAB II
TINJAUAN PUSATAKA

Penguapan adalah pengubahan cairan/es menjadi gas (uap air). Proses ini bisa berlangsung pada permukaan bumi (benda mati) ataupun pada permukaan tanaman (benda hidup). Penguapan yang diperankan oleh benda mati disebut evaporasi, sedangkan penguapan yang diperankan oleh tanaman disebut transpirasi. Dibidang pertanian kedua penguapan berjalan bersamaan, maka penguapan ini disebut evapotranspirasi. Evapotranspirasi juga disebut kebutuhan konsumtif tanaman. Proses ini merupakan komponen dasar daur hidrologi yang membutuhkan energi. Proses ini juga membutuhkan energi yang cukup besar yaitu l.k 2.442 KJ/kg air atau 583 cal/g air. Pada penguapan ini terjadi hilangnya air dan terambilnya energi dari permukaan benda yang menguap.
Prinsip utama penguapan adalah perbedaan tekanan uap di permukaan dan di udara ( Dalton, 1882 ).
E = ( es-ed ).f(u)
E = evaporasi , es = tekanan uap jenuh pada suhu udara di permukaan air, dan ed = tekanan uap pada suhu titik embun, dan f(u) = fungsi kecepatan angin.
Dengan demikian evaporasi ditentukan oleh jumlah air, suhu udara, dan kecepatan angin. Doorenbos dan Pruitt (1977) menyatakan bahwa evaporasi permukaan tanah ditentukan oleh kejenuhan tanah, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan kecepatan angin.
Pengukuran evapotranspirasi meliputi evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi aktual. Evapotranspirasi potensial (ETo) adalah penguapan air dari areal tanaman rumput hijau setinggi 8-15 cm dengan ketinggian seragam dan seluruh permukaan tanah teduh tanpa bagian yang menerima sinar matahari langsung, rumput masih tumbuh aktif tanpa kekuranagn air (Doonrenbos dan Pruitt, 1977). Eto ini dapat diduga dengan menggunakan rumus empiris. Rumus yang digunakan dapat dengan metode Biancy-cridle, Radiasi, dan Penman. ETo juga dapat diukur langsung dengan panci evaporasi, yaitu panci evaporasi klas A, diameter 121 cm dan kedalaman panic 25,5 cm.
Penguapan bisa dihitung secara gravimetri. Cara ini kurang teliti, tetapi setidaknya memberikan gambaran kasar berapa penguapan harian di suatu tempat, misalnya pada rumah kaca. Besarnua penguapan ini dapat digunakan sebagai dasar pemberian air dalam pot di suatu tempat. Pada acara ini akan dipraktikkan pendugaan penguapan air dengan panci evaporasi.


























BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    ALAT DAN BAHAN
Bahan yang digunakan terdiri atas lahan sawah, tegalan, kebun campur, dan kebun rumput, air ledeng (sumur), borang pengamatan, dan alat pencatat. Alat yang digunakan adalah panic evaporasi yang terdiri atas tatakan kayu (palet) dan panic plastic diameter 60 cm, dan mistar pengamatan, eber untuk mengisi air.

B.     PROSEDUR KERJA
1.      Disiapkan sebuah panci evaporasi
2.      Panci evaporasi ditempatkan diatas palet pada lahan sawah, tegalan, kebun campur, kebun rumput. Kemudian panci diisi air lk 0,5 – 0,6 tebal panci evaporasi, tempatkan mistar pengamatan dan biarkan permukaan air tenang.
3.      Kemudian pada waktu yang tercatat (missal pkl. 17.00 WIB) amati tinggi permukaan air pada mistar pembacaan dan dicatat tingginya (mm0). Bairkan air dalam panci menguap selama 24 jam. Hari berikutnya pada waktu yang sama dilakukan pembacaan permukaan air yang kedua dan dicatat tingginya (mm1). Pekerjaan seperti ini dilakukan selama 3 hari dengan cara dan waktu yang sama.









BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

            Hasil pengamatan evaporasi tiap penggunaan lahan adalah sebagai berikut :


mm0
mm1
mm2
Sawah
20
19,7
19,3
Tegalan
20,4
19,9
19,5
Kebun Campur
20
19,8
19,6
Kebun Rumput
20,8
20,6
18,8





















BAB V
PEMBAHASAN

Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam sua kondisi, yaitu : (1) evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan (2) evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas 9steam) dalam suatu peralatan. Evaporasi dapt diartikan sebagai proses penguapan dari liquid (cairan) dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi didasarkan pada proses pendidihan secara intensif yaitu; pemberian panas kedalam cairan, pembentukan gelembung-gelembung akibat uap, pemisahan uap dari cairan, dan mengkondensasikan uapnya. Evaporasi atau penguapan juga dapatdidefinisikan sebagai perpindahan kalor ke dalam zai cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999).
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul didalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak, cairan akan berubah menjadu uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukkan, mereka saling tukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukkan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu moleul mendapatkan energy yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan, molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan menguap.
Dalam proses evaporasi di pengaruhi oleh beberapa faktor yang memperngaruhi cepat atau lambatnya air hilang dari tanah ke udara/ atmosfer, yaitu :
1)      Faktor-faktor eksetrnal yang dapat mempengaruhi evaporasi
a.       Intensitas matahari; panjang gelombang sinar matahari yang sampai ke permukaan tanah. Panjang gelombang yang sampai ke permukaan tanah yaitu sekitar 550 µm sampai 850 µm.
b.      Lamanya penyinaran; matahari merupakan sumber ebergi bagi bumi. Energy radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi disebut isolasi. Beberapa jenis sinar yang diradiasikan yaitu ultraviolet, visible light/ cahaya tampak, dan infra red. Ultraviolet merupakan sinar yang terbanyak sampai permukaan bumi. Sinar gelombang pendek sangat berbahaya bagi makhluk hidup, karena dapat bersifat lethal effect, yaitu mematikan. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi matahari yang diterima bumi : (1) jarak dari matahari (jauh – dekat), (2) sudut pandang radiasi (berhubungan dengan intensitas radiasi), (3) panjang hari dan lamanya penyinaran (berhubungan dengan garis lintang), (4) kondisi atmosfer (adanya gas, uap air, dan debu halus).
c.        Suhu; suhu dapat mempengaruhi beberapa proses, salah satunya adalah evaporasi. Peningkatan suhu sampai pada titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses evaporasi. Peningkatan suhu disekitar tanah akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan air dalam tanah (evaporasi cepat). Pada musim kemarau dimana peningkatan suhu sangat tinggi, maka akan mempengaruhi evaporasi. Sedangkan pada musim kemarau suhu udara relatif lebih rendah dari musim kemarau, sehingga evaporasi akan berjalan lebih lembat.
d.      Kelembaban; kelembaban adalah banyaknya kadar uap air di udara. Kandungn uap air di udara akan mencapai suatu batasan dimana udara tidak dapat menerima lagi tambahan uap air, disebut udara jenuh. Kejenuhan udara dapat terjadi bila udara terus diambah uap airnya. Jika suhu udara turun atau didinginkan, kandungan uap air di atmosfer dinyatakan tekanan uap. Dan jika di suatu tempat itu kembabannya tinggi maka akan mempengaruhi laju evaporasi, dikarenakan kelembaban yang mengandung uap air ini akan menekan uap air yang ada dan menguap ke udara. Beigtu juga sebaliknya, kelembaban rendah maka laju evaporasi akan semain cepat.
e.       pH tanah; pengujian pH tanah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan menggunakan kertas lakmus, dengan meggunakan kertas indicator universal, dan alat pH meter Beckman H5. Ion H+ dalam tanah dapat berada dalam keadaan terjerap.
2)      Faktor-faktor yang memepengaruhi evaporasi dari internalnya, yaitu :
a.       Tekstur tanah
b.      Struktur tanah
c.       Porositas tanah
d.      Konsistensi tanah
Evaporasi atau penguapa yang terjadi di lahan kebun campur relatif konstan dengan nilai 0,2 mm penguapan per harinya. Di lahan tegalan, penguapan terjadi sangat banyak antara 0,4 hingga 0,5 mm per harinya, disebabkan faktor sinar matahari yang sangat banyak didapatkan di lahan tegalan, sehingga penguapan semakin cepat dan semakin banyak volumenya sedangkan di lahan kebun campur sinar amtahari cenderung tertutupi vegetasi pohon jati yang ada sehingga kurang begitu terpengaruhi oleh sinar matahari. Begitu pula di lahan kebun rumput, penguapan cukup banyak, sinar matahari tidak terhalangi oleh rumput-rumput yang ada karena rumput cenderung pendek-pendek sehingga tidak terlalu berpengaruh.
Mekanisme pengukuran evaporasi pada praktikum ini adalah, dengan meletakkan panci evaporasi diatas palet kayu dalam setiap penggunaan lahan, yaitu – sawah, tegala, kebun campur, dan kebun rumput – selama 3 hari berturut-turut. Panci evaporasi yang sudah diletakan diatas palet kayu, kemudian diisi dengan air sampai dengan ketinggian 20 cm, kemudian dilakukan pencatatan data pengukuran.
















V.PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan :
·         Faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah radiasi surya, temperatur, angin,          kualitas air , tekanan udara.
·         Semakin tinggi radiasi matahari yang diterima, semakin besar evapotranspirasinya.
·         Semakin tinggi suhu, semakin besar evapotranspirasinya.
·         Tingkat evaporasi tertinggi pada lahan tegalan dan terendah kebun campur, kemungkinan pengaruh lingkungan sekitarnya

B.     SARAN
·         Sebaiknya pemulaian praktikum tepat waktu.
·         Alat yang digunakan sebaiknya diteliti dahulu apakah rusak atau tidak.



















DAFTAR PUSTAKA
Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.
Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987. 
          Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-
          unsur iklim.  PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo. Yogyakarta: UGM Press.


Tidak ada komentar:

Copyright © 2009 Gooooo---BLOG !! All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.